Fars News (7/4) melaporkan, dalam beberapa waktu terakhir aparat keamanan dan intelijen Yordania menangkapi para demonstran dan aktivis yang menggelar protes. Menyikapi hal itu, para aktivis negara ini menggelar aksi mogok di depan kantor perdana menteri guna mendesak pemerintah membebaskan para aktivis yang ditahan.
Belum setengah jam berlalu dari aksi mogok tersebut, pasukan keamanan menyerang dan memukuli para aktivis dengan alasan bahwa mereka telah melanggar batas yang telah ditentukan dan meningkatkan slogan-slogan mereka.
Sejatinya politik tangan besi pemerintah Yordania dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu mekanisme yang digunakan dalam menindak para demonstran.
Pemerintah Yordania juga semakin meningkatkan aksi penumpasannya terhadap para demonstran seiring dengan meluasnya protes warga. Akan tetapi, alih-alih memadamkan aksi protes tersebut, politik brutal pemerintah justru semakin mengobarkan api protes dan ketidakpuasan warga Yordania.
Dalam hal ini, gerakan pemuda Islami Yordania merilis statemen yang berisi kecaman terhadap politik bengis pemerinah dan menyatakan bahwa kebijakan seperti itu hanya akan memperkeruh kondisi.
Di bagian lain statemen tersebut, seluruh kelompok, partai, dan warga diimbau untuk menggelar aksi mogok dan protes di depan kantor Perdana Menteri Yordania, di Amman, pada hari Ahad (8/4). (IRIB Indonesia/MZ)
