Pasukan Pemberontak Suriah Tolak Berikan Jaminan Kepada Pemerintah

Diposting oleh Bocah Klepon on Senin, 09 April 2012

Berita Timur Tengah, - Riyadh al-Asaad, panglima pasukan pemberontak yang menamakan diri Pasukan Suriah Bebas menyatakan tidak akan memberikan jaminan untuk mengh...

Riyadh al-Asaad, panglima pasukan pemberontak yang menamakan diri Pasukan Suriah Bebas menyatakan tidak akan memberikan jaminan untuk menghentikan tindak kekerasan kepada pemerintah Damaskus, sesuai dengan gagasan damai utusan khusus PBB-Liga Arab, Kofi Annan.

Riyadhal-Asaad Ahad (8/4) menyatakan, “Kami hanya akan memberikan jaminan dan komitmen kami kepada masyarakat internasional, bukan kepada pemerintah (Suriah).”

Dikatakannya, bahwa pasukan pemberontak menyetujui gagasan damai Annan yang mencakup enam poin dalam menyelesaikan krisis berkepanjangan yang telah berlangsung selama setahun di Suriah.

Panglima Pasukan Suriah Bebas mengemukakan pernyataannya setelah Kementerian Luar Negeri Suriah menegaskan bahwa selama tidak ada jaminan tertulis dari kelompok pemberontak untuk menyetujui gagasan Kofi Annan, maka pemerintah juga tidak akan menarik mundur pasukannya dari kota-kota Suriah sebagai langkah awal dari pelaksanaan enam poin gagasan Annan.

Ahad (8/4) Kementerian Luar Negeri Suriah dalam statemennya menyatakan, “Tidak benar jika Suriah akan menarik pasukannya dari kota-kota pada tanggal 10 April, Kofi Annan sampai saat ini tidak memberikan jaminan tertulis dari kelompok teroris bersenjata dalam berkomitmen menghentikan tindak kekerasa.”

Pada 5 April, juru bicara Annan Ahmad Fawzi mengatakan, “Kami berharap pada 10 April mendatang pemerintah Suriah akan menarik mundur pasukannya dari kawasan penduduk.” Penarikan itu merupakan bagian dari gagasan Annan.

Menurut Deplu Suriah, Damaskus tidak akan mengulangi kekeliruan sebelumnya, yang berkomitmen menarik mundur pasukan dari kota-kota dan sekitarnya, kemudian kelompok-kelompok teroris bersenjata memanfaatkan kesempatan itu untuk mempersenjatai anggotanya dan melancarkan berbagai bentuk terorisme.

“Kelompok teroris menyusun kekuatan dan melengkapi persenjataan mereka untuk mengontrol kawasan serta melakukan berbagai aksi teroris, membunuh dan menculik orang dan menghancurkan sarana publik dan.”

Perkembangan terbaru itu terjadi sehari setelah rakyat Suriah kembali menggelar demonstrasi massif di Damaskus dalam mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Tanggal 6 Maret lalu, Presiden Assad menegaskan bahwa bahwa rakyat Suriah telah “membuktikan kemampuan mereka dalam membela bangsa dan membangun Suriah baru melalui tekad mereka mendukung reformasi dan melawan terorisme yang didukung asing.” (IRIB Indonesia/MZ)


Timur Tengah