AS Koordinasi Bantuan Senjata ke Suriah yang Makin Meningkat

Diposting oleh Bocah Klepon on Kamis, 17 Mei 2012

Berita Timur Tengah, - Amerika Serikat mengkoordinasi peningkatan pengiriman senjata ilegal yang lebih moderen yang dibeli oleh negara-negara Arab Teluk Persia u...

Amerika Serikat mengkoordinasi peningkatan pengiriman senjata ilegal yang lebih moderen yang dibeli oleh negara-negara Arab Teluk Persia untuk kelompok pemberontak Suriah.

Washington Post Rabu (16/5) menulis, “Para pejabat pemerintahan Presiden Barack Obama, mengklaim bahwa dukungan Amerika terbatas.”

Berdasarkan laporan yang sama, para pejabat Amerika bertemu dan berunding di Washington pekan ini dengan sebuah delegasi Kurdi dari timur Suriah yang jumlah populasinya sedikit. Perundingan tersebut, kata seorang pejabat pemerintahan Obama, mencakup kemungkinan membentuk front militer kedua anti-Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam rangka memaksanya menyerah.

Menurut keterangan seorang pejabat tinggi AS yang menolak menyebutkan namanya, “Kami meningkatkan bantuan tidak mematikan terhadap kelompok pemberontak Suriah, dan kami terus mengkoordinasikan seluruh langkah dengan sahabat dan sekutu di kawasan dan sekitarnya guna menghasilkan dampak besar dari apa yang kita lakukan secara kolektif.”

Banyak pejabat Amerika Serikat yang sekarang berpendapat bahwa konfrontasi militer sudah semakin tidak dapat dihindari.

Washington Post menambahkan, militer Amerika juga telah menyiapkan berbagai opsi untuk Suriah termasuk serangan udara guna menghancurkan pertahanan udara pemerintah Damaskus. Namun untuk saat ini skenario itu tidak mungkin dilakukan dan bahwa Amerika bersama sekutunya lebih memfokuskan pada koordinasi intelijen dan pemasokan senjata kepada kelompok pemberontak anti-Damaskus.

Di samping itu, stok persenjataan baru untuk kelompok pemberontak Suriah tengah dikumpulkan di Damaskus, di Idlib dekat perbatasan dengan Turki dan di Zabadani di wilayah perbatasan dekat Lebanon. Para pemberontak mengklaim bahwa pasokan senjata dan amunisi mereka meningkat secara signifikan menyusul keputusan Arab Saudi, Qatar dan negara-negara kerajaan Arab lain di Teluk Persia kerajaan untuk mengalokasikan dana jutaan dolar setiap bulan. (IRIB Indonesia/MZ)


Timur Tengah