Mencermati Interaksi Kerusuhan di Lebanon dan Suriah

Diposting oleh Bocah Klepon on Jumat, 25 Mei 2012

Berita Timur Tengah, - Aksi kerusuhan beberapa hari lalu dinilai banyak pengamat memiliki hubungan dengan krisis di Suriah. Setelah Barat dan sekutu Arabnya gaga...

Aksi kerusuhan beberapa hari lalu dinilai banyak pengamat memiliki hubungan dengan krisis di Suriah. Setelah Barat dan sekutu Arabnya gagal meruntuhkan pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah, sejumlah pihak berusaha merusak stabilitas keamanan Lebanon. Uniknya mereka ini melakukan aksinya dengan klaim membantu kubu oposisi Assad.

Menyusul penangkapan Shadi  al-Mawlawi, salah satu anasir Salafi di Lebanon, meletuslah kerusuhan di negara ini. Sejumlah pengamat meyakini bahwa kerusuhan di kota Tripoli sangat membantu kubu anti Assad. Shadi  al-Mawlawi adalah salah satu tokoh terkemuka Salafi yang memiliki hubungan sangat erat dengan kelompok Salafi di Suriah. Ia berulang kali memprovokasi warga Tripoli untuk menentang pemerintahan Bashar al-Assad.

Setelah usaha negara Barat dan Arab untuk menumbangkan pemerintahn Bashar al-Assad melalui jalur diplomatik, kesepakatan, kemudahan intervensi militer bahkan permintaan bantuan kepada negara tetangga Suriah, Turki gagal, kubu anti Assad ini mulai memainkan strategi baru dengan mengobarkan krisis keamanan di Tripoli, Lebanon. Upaya mereka ini tak lain ditujukan untuk memudahkan penghiriman senjata dan bantuan kepada kelompok bersenjata anti Assad di Suriah.

Lebanon adalah sebuah negara yang memiliki agama dan mazhab beragam. Sementara itu, negara ini kerap menghadapi krisis internal akibat mempertahankan kepentingan nasional dan intervensi negara lain. Skala dari krisis ini terkadang memicu perang saudara yang berkepanjangan.

Aksi kerusuhan terbaru di Lebanon dipicu oleh tewasnya seorang ulama Sunni setelah ia tidak menghiraukan peringatan militer di sebuah pos pemeriksaan serta protes atas penangkapan Shadi  al-Mawlawi beberapa hari lalu. Peristiwa ini mendorong sejumlah kelompok Salafi di Tripoli menimbulkan kekacauan di kota ini.

Koran al-Watan cetakan Arab Saudi menjelaskan tudingan terhadap  al-Mawlawi yang didakwa memiliki hubungan dengan kelompok teroris dan terlibat aksi kejahatan terhadap warga Lebanon. Koran ini juga melaporkan saat proses interogasi,  al-Mawlawi juga ditanya tentang hubungannya dengan al-Qaeda.

Televisi al-Alam beberapa hari lalu juga menurunkan laporan bahwa sejak beberapa hari sebelumnya kelompok Salafi di Tripoli mulai melakukan kerusuhan sebagai protes atas penangkapan Shadi  al-Mawlawi.

Sepertinya dua peristiwa ini menjadi alasan utama untuk menyalakan api kerusuhan di dalam negeri Lebanon. Dan kerusuhan ini telah direncanakan dengan matang sejak beberapa bulan lalu khususnya setelah berkuasanya pemerintahan pro Hizbullah di negara ini.

Kubu 14 Maret pimpinan Saad Hariri yang menjadi rival Najib Mikati, Perdana Menteri Lebanon pro Hizbullah sepertinya termasuk pemain utama di aksi kerusuhan ini. Ghalib Qindil, pengamat politik Lebanon di artikelnya menjelaskan peran kubu 14 Maret pro Barat ini di kerusuhan terbaru Lebanon. Di artikelnya Qindil seraya mengisyaratkan wilayah Tripoli yang menjadi ajang kerusuhan serta berbatasan dengan Suriah menegasan bahwa aksi kerusuhan ini merupakan upaya untuk memudahkan pengiriman bantuan berbagai negara kepada kelompok teroris di Damaskus.

Sekali lagi setelah kegagalan bertubi-tubi yang dialami kubu asing meruntuhkan Assad mulai dari mempersenjatai kubu oposisi Damaskus melalui negara Arab seperti Qatar dan Arab Saudi, dialog Freinds of Syria serta kegagalan mereka merilis resolusi intervensi militer terhadap Suriah di Dewan Keamanan PBB serta terpecahnya kubu anti Assad membuat sejumlah kubu anti Damaskus ini berusaha memicu kerusuhan di perbatasan Lebanon dengan Suriah dengan maksud mempengaruhi kondisi internal Damaskus.

Upaya terbaru kubu asing menciptakan kerusuhan di perbatasan Lebanon dengan Suriah untuk merusak iklim Damaskus menunjukkan bahwa mereka telah kebingungan menghadapi pemerintah Assad dan sekali lagi menjadi bukti matinya strategi anti Suriah negara Barat dan sekutu Arabnya. (IRIB Indonesia/MF)


Timur Tengah