Inilah Pengakuan Saksi Mata Pembantaian di Al-Houla

Diposting oleh Bocah Klepon on Minggu, 03 Juni 2012

Berita Timur Tengah, - Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa seorang saksi dalam pembantaian 25 Mei di kota al-Houla, Suriah, mengatakan bahwa kelompok bersen...

Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa seorang saksi dalam pembantaian 25 Mei di kota al-Houla, Suriah, mengatakan bahwa kelompok bersenjata memperkosa para wanita sebelum membunuh mereka.

“Kelompok bersenjata membakar rumah dan membunuh anggota keluarga karena mereka setia kepada pemerintah Suriah. Mereka juga memperkosa perempuan dan membunuh anak-anak, ” kata saksi, yang dimuat di Global Research (1/6).

Menurut laporan tersebut, saksi itu diidentifikasi sebagai al-Khosam, seorang petugas keamanan Suriah yang ditempatkan di al-Houla.

Pada tanggal 25 Mei, bentrokan pecah antara pasukan Suriah dan kelompok bersenjata di kota al-Houla, terletak sekitar 32 kilometer barat laut ibukota Provinsi Homs.

Kepala misi pemantau PBB di Suriah, Mayor Jenderal Robert Mood dalam sebuah jumpa pers melalui konferensi video dari Damaskus ke pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada 27 Mei, mengatakan, pemantau PBB di al-Houla melaporkan bahwa 108 orang tewas, termasuk 49 anak-anak dan 34 wanita.

Sementara itu, saksi lain mengatakan bahwa kelompok bersenjata menggunakan para wanita dan anak-anak sebagai perisai untuk terus menembaki pasukan Suriah.

“Sejumlah perempuan tersebut ditembak di kepala,” kata seorang tentara Suriah yang terluka dalam bentrokan.

Pada tanggal 31 Mei, Brigadir Jenderal Qassim Jamal Suleiman, kepala komite investigasi yang dibentuk oleh pemerintah Suriah, mengatakan, hasil penyelidikan atas pembantaian al-Houla menunjukkan bahwa kelompok bersenjata anti-pemerintah Damaskus melakukan pembunuhan supaya memberikan ruang kepada pihak asing untuk mengintervensi Suriah.

Lebih lanjut, Suleiman mengatakan, para korban adalah keluarga yang menolak untuk menentang pemerintah Suriah dan hal itu bertentangan dengan kelompok bersenjata.

Di pihak lain, Rupert Colville, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 29 Mei, mengatakan bahwa mayoritas dari pembunuhan di al-Houla adalah eksekusi warga sipil, perempuan dan anak-anak. (IRIB Indonesia/RA)
 


Timur Tengah