Televisi al-Alam Rabu (30/5) melaporkan, koran Zionis Jerusalem Post menulis, Perdana Menteri Rezim Zionis, Benyamin Netanyahu dalam pidato di Konferensi Institut Studi Keamanan Nasional mengatakan bahwa penghentian pengayaan uranium 20 persen di Iran tidaklah cukup.
Netanyahu kembali mengulang klaimnya terhadap Iran dan menandaskan bahwa 3,5 persen pengayaan uranium terhitung sedikit. Namun kapasitas uranium yang dimiliki Iran mampu membuat bom atom.
Lebih lanjut, PM Zionis mengatakan, penghentian pengayaan uranium hingga 20 persen di Iran dapat mengurangi kualitas uranium di negara itu. Namun ketika berniat memproduksi bom atom, kapasitas uranium amat penting.
Rezim Zionis adalah satu-satunya rezim yang memiliki senjata pemusnah massal di Timur Tengah. Hingga kini Israel tidak bersedia menandatangani perjanjian pelarangan produksi senjata atom.
Sementara itu, Iran adalah negara pertama penandatangan perjanjian tersebut dan aktivitas nuklir negara ini selalu di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). (IRIB Indonesia/RA)
