Intelektual Sunni Saudi Menentang Upaya Perpecahan Mazhab

Diposting oleh Bocah Klepon on Selasa, 19 Juni 2012

Berita Timur Tengah, - Seiring dengan munculnya gelombang propaganda beracun untuk menciptakan perpecahan mazhab dan juga dengan meningkatnya intensitas pertenta...

Seiring dengan munculnya gelombang propaganda beracun untuk menciptakan perpecahan mazhab dan juga dengan meningkatnya intensitas pertentangan mazhab dan etnisdi beberapa media Arab, sebagian penulis dan intelektual muslim dengan pemahaman yang benar akan kondisi yang sensitif di wilayah regional dan keyakinan atas keharusan menjaga dan memperkuat solidaritas dan persatuan Islam memperingatkan akan datangnya gelombang perpecahan di antara muslim Syiah dan Sunnah.

Menurut laporan ISNA (18/6) Hasan Farhan Al Maliki seorang intelektual Sunni Saudi Arabia dalam makalahnya yang dimuat di harian Kuwaiti menunjukkan penentangan tegasnya terhadap orientasi-orientasi ekstrim sebagian kalangan Islam.

Dengan penjelajahan dan analisa sejarahnya intelektual Sunni ini menilai periode Bani Umayah adalah periode sejarah paling gelap yang merusak wajah Islam yang bercahaya.

Menurut keyakinannya, Saudi Arabia, Mesir dan Iran adalah segitiga utama dan kuat dalam dunia Islam. Seraya melancarkan kritikannya kepada sebagian gerakan perusak yang dinilainya kembali ke masa jahiliah, ia meyakini bahwa syarat kemenangan umat Islam adalah takwa, memiliki kerikatan dan pembelaan kepada Islam.

Al Maliki dalam beberapa bagian makalahnya dengan memberikan pujian atas kemajuan Republik Islam Iran dalam banyak bidang keilmuan dan tekhnologi, juga demokrasi dengan sering dilaksanakannya pemiluyang tertib, menegaskan tentang posisi dan peran berpengaruh Iran dalam mengangkat masalah Palestina dalam kancah internasional.

Salah satu poin penting yang perlu diperhatikan dalam analisa intelektual Saudi ini adalah pendapatnya yang menyinggung kezaliman Ahli Sunnah terhadap Iran semasa penyerangan Saddam Husein atas Iran, dan dalam makalahnya ia memohon ampunan Allah Swt atas kezaliman ini, dan menghimbau kaum muslimin untuk bersikap adil terhadap Iran.

Ia juga mengharapkanterciptanya sikap saling menghormati di antara Sunni dan Syiah serta menghindari pertentangan.

Penulis di akhir makalahnya mengakui bahwa sebelumnya ia memiliki keraguan atas pandangan-pandangan Imam Khomeini, akan tetapi setelah menyaksikan film yang menceritakan kehidupan Imam yang sederhana, ia terpikat dengan kepribadian beliau. (IRIB Indonesia/HS)


Timur Tengah