Pada Sabtu (24/3), para pengunjuk rasa dari kelompok tersebut berkumpul di persimpangan jalan utama dekat departemen dalam negeri di Amman, ibukota Yordania. Pada tahun lalu, di tempat yang sama terjadi bentrokan antara kelompok pemuda dan pendukung pemerintah yang mengakibatkan seorang tewas dan 160 lainnya terluka.
Sekitar 2.500 polisi bersenjata dikerahkan ke lokasi protes. Demonstrasi itu terjadi sehari setelah lebih dari 700 orang berunjuk rasa di ibukota melawan apa yang mereka sebut sebagai penundaan dalam pelaksanaan reformasi di Yordania.
Mantan anggota parlemen Yordania pada Jumat kepada para pengunjuk rasa mengatakan, kami berharap akan dilakukan sejumlah reformasi setelah lebih dari setahun demonstrasi. Tetapi tidak ada yang terjadi sampai saat ini.
Sejak Januari 2011, warga Yordania telah menggelar berbagai protes di jalan untuk menuntut reformasi politik, termasuk pemilihan perdana menteri melalui pemilu dan mengakhiri korupsi.
Sejak awal demonstrasi, penguasa Yordania, Raja Abdullah II, telah memecat dua perdana menteri dalam upaya untuk menghindari protes yang lebih besar.
Raja Abdullah juga telah mengamandemen sebagian konstitusi dan memberikan kepada parlemen peran lebih kuat dalam pengambilan keputusan. (IRIB Indonesia/RA)
