“Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Menlu Ahmed Davutoglu terus mengeluarkan pernyataan provokatif, yang bertujuan untuk memperparah situasi di Suriah dan merusak hubungan bilateral,” kata Makdisi pada hari Sabtu (28/4).
“Erdogan mengancam akan membawa NATO untuk melindungi perbatasannya dengan Suriah. Ini menunjukkan kurangnya komitmen terhadap prakarsa Kofi Annan dan hidup rukun bertetangga,” tambahnya.
Pada 12 April lalu, Erdogan mengatakan, Ankara memiliki beberapa opsi dalam menanggapi efek konflik di perbatasan Suriah-Turki.
“Ada opsi untuk menerapkan pasal lima perjanjian NATO,” kata Erdogan, mengacu pada klausul NATO yang menyatakan bahwa serangan terhadap sebuah negara anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.
Sementara Menlu Turki mengatakan pada 26 April bahwa Ankara sedang mempertimbangkan segala kemungkinan untuk melindungi keamanan nasional terkait situasi di Suriah.
Makdisi juga menyatakan bahwa Turki mendukung kelompok bersenjata yang tidak percaya pada proses politik di Suriah. (IRIB Indonesia/RM)
