Al-Hashimi: Saya Tidak Akan Tinggalkan Turki

Diposting oleh Bocah Klepon on Kamis, 10 Mei 2012

Berita Timur Tengah, - Tariq al-Hashimi, wakil Presiden Irak yang melarikan diri mengatakan, selama krisis politik di Irak belum berakhir dirinya tidak akan meni...

Tariq al-Hashimi, wakil Presiden Irak yang melarikan diri mengatakan, selama krisis politik di Irak belum berakhir dirinya tidak akan meninggalkan Turki.

Menruut laporan IRNA, al-Hashimi yang saat ini berada di Istanbul Rabu (9/5) mengungkapkan hal ini saat diwawancarai sebuah televisi Turki pasca keluarnya surat penangkapan dirinya oleh interpol.

Seraya mengisyaratkan perundingan langsungnya dengan petinggi Turki, al-Hashimi menambahkan, saya sangat berterimakasih atas perlindungan petinggi Turki. Ia pun berharap krisis politik di Irak saat ini segera berakhir dan menandaskan, saya tidak akan melupakan dukungan pemerintah dan rakyat Turki.

Wakil Perdana Menteri Turki, Bekir Bozdağ bersikap serupa dengan Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri negara ini dan pada hari Rabu (9/5) menegaskan bahwa Ankara tidak berniat mengekstradisi al-Hashimi ke Irak.

“Kami tidak dapat mengekstradisi seseorang yang kami lindungi,” tambah Bozdag. Lebih lanjut ia mengatakan, Turki akan tetap melindungi al-Hashimi.

Sementara itu, Partai Gerakan Nasionalis Turki meminta Ankara untuk mengusir Wakil Presiden Irak Tariq al-Hashimi yang menjadi buron pemerintah Baghdad dan telah terdaftar dalam agenda Interpol untuk ditangkap atas tuduhan mendalangi serangan teroris di Irak.

Devlet Bahcheli, Ketua Partai Gerakan Nasionalis Turki pada Selasa (8/5) mengatakan bahwa Ankara harus memberikan bantuan yang diperlukan untuk menangkap al-Hashimi yang kini berada di Istanbul.

Dia menambahkan, Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu telah diberitahu tentang keberadaan al-Hashimi.

Pada Selasa, Interpol mengeluarkan “Red Notice” ke 190 negara anggotanya untuk membantu interpol mengidentifikasi keberadaan al-Hashimi dan menangkapnya.

Tariq al-Hashimi dituduh terlibat dalam serangkain serangan bom yang mentarget pejabat pemerintah dan keamanan Irak selama beberapa tahun terakhir. Dia dan pengawalnya juga menghadapi dakwaan telah membunuh enam hakim.

Pada tanggal 19 Desember 2011, sebuah komite investigasi di Departemen Dalam Negeri Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap al-Hashimi setelah tiga pengawalnya mengaku bahwa Wakil Presiden Irak itu memerintahkan mereka untuk melakukan serangan teroris.

Sebelum bersembunyi di Turki, al-Hashimi melarikan diri ke wilayah Kurdistan di Irak utara dan kemudian ke Arab Saudi dan Qatar.

Para pengamat politik mengkritik Turki karena melindungi al-Hashimi. Mereka menilai langkah itu sebagai standar ganda Ankara terhadap isu terorisme. (IRIB Indonesia/MF)


Timur Tengah