Putin: Cegah Perang Saudara Meletus di Suriah !

Diposting oleh Bocah Klepon on Sabtu, 02 Juni 2012

Berita Timur Tengah, - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan setiap rencana untuk menjatuhkan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad. “Mengapa kita ...

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan setiap rencana untuk menjatuhkan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

“Mengapa kita berpikir untuk mendorong kepemimpinan baru saat ini, dan kesejahteraan umum akan dimulai besok di sana?” kata Putin setelah pembicaraan dengan sejawatnya dari Prancis, Francois Hollande di Paris, Jumat (1/6).

“Apa yang terjadi di Libya? Apa yang terjadi di Irak? Apakah negara itu menjadi lebih aman? “kata Putin menyoal. “Kami mengusulkan untuk bertindak secara akurat, seimbang setidaknya di Suriah,” tegasnya.

Presiden Rusia juga memperingatkan situasi di Suriah “sangat berbahaya” dan Moskow melihat tanda-tanda munculnya perang saudara di negara Arab itu.

“Kami bukan pendukung Bashar Assad maupun lawannya. Kami hanya menghendaki kekerasan berakhir, dan kemungkinan perang saudara benar-benar harus dihindari. Itu adalah tujuan dari kebijakan Moksow tentang Suriah, “tambahnya.

Presiden Rusia juga menuduh kelompok-kelompok bersenjata Suriah membunuh ratusan warga sipil.

Sementara itu, presiden Perancis mengatakan bahwa penggulingan Presiden Suriah harus menjadi prasyarat untuk setiap solusi politik dalam meredam kerusuhan. Hollande juga menyerukan sanksi baru sebagai alat untuk menekan Suriah.

Farsnews Jumat (1/6) memberitakan pasca tragedi penyerangan bersenjata al-Houla pekan lalu, sejumlah negara seperti Turki, Jepang, Austria, Spanyol, Italia, Kanada dan Perancis menarik duta besarnya dari Damaskus. Suriah menilai aksi tersebut tidak konstruktif dan memicu kegagalan prakarsa Kofi Annan.

Para anggota misi pengawas PBB di Houla mengatakan sekitar 108 orang, termasuk 49 anak dan 34 perempuan tewas dalam aksi pembantaian di kota itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Suriah Jihad Makdissi mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Damaskus pada 27 Mei bahwa Damaskus menuding “kelompok bersenjata” bertanggung jawab atas pembantaian sadis di Houla.

Pada 26 Mei, kelompok teroris yang menamakan diri Pasukan Bebas Suriah menyatakan tidak bisa lagi berkomitmen terhadap gencatan senjata yang diajukan oleh Kofi Annan pada bulan Maret lalu. (IRIB Indonesia/PH/SL)


Timur Tengah